Cara Membersihkan Muka Dengan Benar dan Aman

Dengan Benar dan Aman sangat diperlukan agar anda yang menginginkan muka terlihat bersih senantiasa tidak melakukan perlakuan yang salah terhadap kulit wajah, yang akibatnya tentu saja bukannya wajah menjadi bersih bercahaya namun bisa menjadi rusak.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merawat kulit wajah. Tak jarang orang akan mengunjungi dokter kulit atau pergi ke salon untuk melakukan facial atau perawatan wajah yang lain. Namun, tentu saja kita juga perlu untuk membersihkan wajah sendiri baik itu sebelum tidur atau sesudah bangun tidur.

Membersihkan wajah sebelum pergi ke tempat tidur pada malam hari perlu kita lakukan karena mempunyai banyak manfaat, diantaranya untuk membersihkan make up dan kotoran yang menempel pada wajah sehingga tidak menyumbat pori dan mengganggu proses regenerasi kulit wajah pada saat tidur, membuat pikiran menjadi tenang, wajah akan terlihat lebih halus dan bersih pada pagi harinya.


cara membersihkan muka

Berikut adalah cara membersihkan muka dengan benar :

Cara Edit Foto Online Gratis dan Keren

Tidak sedikit orang yang memiliki hoby mengedit foto dengan memanfaatkan beberapa aplikasi seperti corel draw atau photoshop. Jika anda sudah terbiasa mengedit foto dengan kedua aplikasi ini mungkin bukan hal yang sulit untuk mengoperasikannya. Namun, bagi anda yang termasuk pemula akan mengalami beberapa kesulitan karena pada dasarnya untuk menjalankan aplikasi ini membutuhkan keahlian khusus. Nah, salah satu alternatif pilihan untuk anda yang mengalami kesulitan dalam mengedit foto, anda dapat menggunakan cara edit foto online.

Mengedit foto secara online dapat anda lakukan dengan mudah tanpa harus memiliki keahlian khusus. Anda juga tidak perlu menginstal software ke komputer anda. Selain itu, dengan beberapa langkah saja anda dapat memperoleh hasil foto seperti yang anda harapkan.

Pada kesempatan kali ini, admin akan mencoba membagikan info mengenai cara edit foto online dengan situs pixlr.com. Ada tiga fitur menarik yang ditawarkan daari situs ini yaitu:



1. Pixlr editor
fitur ini hampir sama dengan adope photoshop. Tool yang ada dalam fitur ini pun sama halnya dengan photoshop. Perbedaanya hanya pada photoshop dapat anda gunakan dengan offline dan menginstal terlebih dahulu di komputer anda sedangkan untuk pixlr editor, anda tidak perlu menginstal di komputer anda dan dapat anda lakukan hanya dengan online.

Cara menonaktifkan facebook permanen atau sementara

Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Hampir semua orang dengan berbagai usia memilki akun ini karena cara membuatnya pun sangat mudah. Apalagi dengan berbagai fitur yang ditawarkan, tidak heran jika pengguna facebook semakin banyak. Namun, tidak sedikit orang yang kurang nyaman dengan memilki akun facebook ini dan memilih untuk menonaktifkan akunnya. Lantas, bagaimana cara menonaktifkan facebook?

Sebenarnya cara menonaktifkan facebook ada dua macam, yaitu menonaktifkan secara sementara dan secara permanen. Ada beberapa langkah yang harus anda tempuh untuk menonaktifkan akun anda di facebook dan beberapa langkah ini pun tergolong mudah untuk anda ikuti. Nah, coba simak beberapa langkah cara menonaktifkan facebook berikut ini.



Cara menonaktifkan facebook secara sementara

Cara Menghilangkan Jerawat Alami dan Efektif

Cara menghilangkan jerawat sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang, karena banyak sekali tips dan saran yang kita dapatkan baik itu dari teman atau internet. Di majalah-majalah kesehatan juga banyak yang menulis tentang cara menghilangkan jerawat secara alami beserta bekasnya sekalian. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak yang merasa kesulitan untuk menerapkannya karena beberapa faktor, salah satunya karena kurang telaten.

Untuk itulah anda perlu untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu jerawat dan apa penyebab jerawat bisa muncul, sehingga bisa melakukan perawatn yang lebih intensif dan telaten.

Apa itu jerawat?
Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat bisa saja terjadi di area wajah, leher, lengan maupun punggung. Hampir semua orang pernah mengalami jerawat di perjalanan hidupnya.


cara menghilangkan jerawat

Apa penyebab jerawat bisa muncul ?
Banyak faktor yang menimbulkan munculnya jerawat, diantaranya adalah :

BATIK PEKALONGAN


Sebanyak 60 anggota Paguyuban Pecinta Batik Indonesia "Sekar Jagad" dari Yogyakarta, Selasa (1/12), berkunjung ke Kabupaten Lamongan. Ketua Umum PPBI Sekar Jagad Larasanti Suliantoro Sulaiman menjelaskan, mereka bermaksud memetakan khasanah batik yang selama ini belum masuk di buku perbatikan, termasuk batik Kabupaten Lamongan.
Menurut Larasanti, batik kini telah menjadi mahakarya adiluhung bangsa Indonesia. Batik telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu warisan budaya nonbenda dunia pada 2 Oktober 2009 lalu. "Semoga dengan adanya pengakuan ini akan menjadi pemacu semangat masyarakat agar batik tetap terjaga dan lestari," katanya berharap.

pengertian batik solo & yogyakarta

Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitamya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagamgan.

Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

asal usul batik pekalongan

       Konon, asal usul batik Pekalongan sudah ada sejak sekitar tahun 1800-an. Hal ini diperkuat oleh data yang tercatat di Deperindag yang menyatakan bahwa pada tahun 1802 telah ada batik Pekalongan untuk bahan baju yang bermotif pohon kecil.
       Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan baru terjadi pada tahun 1925-1839 setelah adanya perang besar di Kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dalam perang tersebut banyak dari para bangsawan keraton pergi meninggalkan kerajaan. Mereka menyebar ke daerah-daerah lain di timur Pulau Jawa seperti Mojokerto, Tulungagung, Gresik, Surabaya dan Madura. Dan, ada pula yang menyebar ke arah barat dari Kerajaan Mataram seperti Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon, dan Pekalongan. Di tempat-tempat tersebut mereka tidak hanya menghindar dari serangan Belanda, melainkan juga mengembangkan kesenian yang dahulu hanya ada di lingkungan keraton, yaitu membatik.

pengertian batik

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik". Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak Motif Batik - menggunakan canting atau cap - dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna Motif Batik pada Baju Batik "malam" (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing.

      Jadi kain Baju Batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak Batik Solo dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

      Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik Busana Batik dan Blus batik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.

Proses Pembuatan Batik

Batik adalah baju ciri khas indonesia banget,dan batik juga pada saat ini sering kita pakai setiap hari jumat.Nah kali ni aku mau ngangkat topik cara proses pembuatan batik indonesia.Langsung aja ya ga Proses pembuatan kain batik: 
Nganji
Sebelum dicap, biasanya mori dicuci terlebih dahulu dengan air hingga kanji aslinya hilang dan bersih, kemudian di kanji lagi. Motif batik harus dilapisi dengan kanji dengan ketebalan tertentu, jika terlalu tebal nantinya malam kurang baik melekatnya dan jika terlalu tipis maka akibatnya malam akan “mblobor” yang nantinya akan sulit dihilangkan. Mori dengan kualitas tertinggi [Primisima] tidak perlu dikanji lagi, karena ketebalan kanjinya sudah memenuhi syarat.
Ngemplong
Biasanya hanya mori yang halus yang perlu dikemplong terlebih dahulu sebelum dibatik. Mori biru untuk batik cap biasanya bisa langsung dikerjakan tanpa dilakukan pekerjaan persiapan. Tujuan dari ngemplong ialah agar mori menjadi licin dan lemas. Untuk maksud ini mori ditaruh diatas sebilah kayu dan dipukul-pukul secara teratur oleh pemukul kayu pula. Mori yang dikemplong akan lebih mudah dibatik sehingga hasilnya lebih baik. Teknik pembuatan batik

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Teknik Pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alami

Sekilas Batik Tulis yang menggunakan Pewarna Alami akan terlihat "mbladus" dan mudah pudar warnanya,dibanding dengan batik dengan pewarna Syntetis yang cenderung "Ngejreng". Penggunaan Warna Alami selain lebih Ramah Lingkungan, juga turut Melestarikan Kebudayaan Bangsa yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon Indigo yang menghasilkan warna Biru dan pohon Soga yang menghasilkan warna Coklat. Kayu soga ini mempunyai tiga macam jenis yaitu kayu Tingi, Tegeran, dan Jambal. Adapun secara lengkap bahan pewarna alami yang digunakan oleh Bixa untuk produk batiknya antara lain Indigofera Tinctoria, Bixa Orellana, Caesalpinia Sappan, Cundrania Javanensis (Machlura Rachanhinensis)

Pelangi tidak akan indah jika tidak memiliki Warna begitu juga dengan Kain Batik Tulis. Jika hanya berupa Motif saja tentunya kain batik yang diciptakan akan menjadi kurang indah. Untuk memberikan nuansa indah tersebut kita membutuhkan warna dalam kain batik. Macam-macam pewarnaan Alami dalam Batik Tulis sebagai berikut:
1. Medel
pemberian warna biru tua pada kain yang dicap klowongan dan tembok dengan cara dicelup. Dahulu proses ini menggunakan nila dari daun indigofera (daun-tom) karena memiliki daya pewarna lambat, maka harus dilakukan secara berulang-ulang dan penuh Kesabaran serta Ketelitian agar Pewarnaan nya bisa merata.
2. Celupan warna dasar

Motif Batik Pesisiran : Ganggeng


Motif batik pesisiran banyak dijumpai di daerah pesisir/pantai seperti madura, pekalongan, indramayu, dan sebagainya. Masing-masing daerah membawa ciri khas dalam motif batiknya. Lain halnya dengan Batik Keratonan yang hanya dijumpai di daerah- daerah tertentu yang memiliki Keraton seperti, Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan sebagainya. Secara umum, motif batik memiliki 2 kategori, yaitu:
  1. Batik Keratonan, yang motifnya diadopsi dari ornamen-ornamen dan situs  yang berada di daerah keraton. Batik ini di dominasi oleh warna coklat/soga, hitam, dan krem.
  2. Batik Pesisiran, motif batik pesisiran menggunakan flora dan fauna baik dari darat maupun laut dan warnanya cenderung terang serta berwarna-warni.
Daerah pengrajin batik yang memiliki 2 kategori tersebut adalah Cirebon. Cirebon memiliki 4 Keraton (Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kecerbonan) dan juga Cirebon memiliki pelabuhan sehingga Cirebon memiliki Batik Pesisiran. Beberapa motif batik pesisiran adalah Ganggeng, Taman Arum, Taman Laut, Pohon Kehidupan, Piring Selampad, Kelapa Setundun, Mawar Sepasang, dan lain-lain. Setiap motif yang diciptakan memiliki makna/arti/ filosofi tersendiri. Sebagian besar filosofi tersebut akan kembali ditujukan  untuk manusia sebagai cermin kehidupan. Contohnya, motif ganggeng yang termasuk ke dalam jenis batik pesisiran. Ganggeng sendiri memiliki arti yaitu ganggang laut (alga), dalam batik ini mengandung filsafah yang mana tumbuhan ganggang yang lemah lembut di dalam air berperan untuk melindungi hewan-hewan kecil laut dari predator dan penunjang kehidupan sebagai bahan pangan manusia (ikan). Maknanya bahwa dalam kehidupan kita berlaku lemah lembut bukan berarti lemah akan tetapi kita juga bisa melindungi dan berguna bagi orang lain. Sehingga orang lain akan merasa nyaman dengan adanya saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan Karena “Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain“. Sekarang kita telah mengetahui bahwa batik memiliki makna dalam setiap ceritanya. Seperti Motif batik pesisiran, batik ganggeng.

Definisi Batik Secara Umum


Di Indonesia batik dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit, kemudian menyebar ke kerajaan-kerajaan lain dan diturunkan kepada generasi raja-raja selanjutnya. Pada awalnya, batik yang dikenal adalah batik tulis. Batik tersebut dibuat dengan bahan dasar kain yang pada awalnya juga ditenun sendiri. Bahan-bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna yang diambil dari alam di daerah setempat (pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dsb). Proses pembuatan batik ini sangat lama, memakan waktu paling cepat dua minggu jika cuaca bagus dan pembatik sudah profesional.
Batik mulai dikenal dan digunakan oleh masyarakat umum pada awal abad ke-19. semua jenis batik yang dikenal masih berupa batik tulis. Setelah tahun 1920 M, mulai dikenal batik cap (batik cetak). Waktu yang dibutuhkan untuk membuat batik cetak lebih cepat. Dalam waktu satu minggu seorang pembatik dapat menyelesaikan batiknya.
Pada awal abad ke-20 dikenal mori import dan obat-obat pewarna import, usaha-usaha batik semakin berkembang.
Seni batik masih terus berkembang sampai saat ini. Daerah-daerah penghasil batikpun semakin banyak dengan berbagai jenis batik, baik batik tulis, batik cap, maupun batik printing.
Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum.

Pencarian Terbaru (100)

Google. Cara membuat batik tulis. Cara membatik. Proses pembuatan batik tulis. Cara membuat batik. Proses pembuatan batik. Cara pembuatan batik tulis.
Cara pembuatan batik. Proses membatik. Cara membatik tulis. Pembuatan batik tulis. Yahoo. Teknik batik tulis. Proses membuat batik.
Teknik pembuatan batik tulis. Proses membuat batik tulis. Proses membatik tulis. Teknik membatik. Langkah langkah membatik. Langkah langkah membuat batik tulis. Teknik batik.
Proses batik tulis. Teknik pembuatan batik. Proses produksi batik. Alat dan bahan pembuatan batik. Bahan batik tulis. Teknik membatik tulis. Bahan pembuatan batik.
Teknik membuat batik tulis. Teknik membuat batik. Bahan membatik. Alat dan bahan pembuatan batik tulis. Langkah langkah membatik tulis. Pembuatan batik. Membuat batik tulis.

Proses Pembuatan Batik Tulis

 
 
Menurut sejarahnya, batik berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad ke-17 yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pada zaman tersebut, motif batik yang terkenal adalah motif hias binatang dan tumbuhan.

Menurut proses pembuatannya, tehnik membatik dibedakan menjadi batik tulis, batik printing, dan batik cap. Berikut ini adalah proses pembuatan batik tulis:

Alat- alat yang diperlukan:
  • Canting --> canting adalah alat untuk membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung
  • Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
  • Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
  • Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk memanaskan wajan
  • Malam/lilin --> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin
  • Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai wedel atau tom

Proses pembuatan batik tulis:
  1. Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
  2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
  3. Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
  4. Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik
  5. Setelah semua motif tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan
  6. Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi sampai beberapa kali.
  7. Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
  8. Tahap terakhir dari proses pembuatan batik ini adalah proses pencucian dan penjemuran

BAGAIMANA CARA MEMBUAT BATIK



cara membuat batik tulis 2
Batik Indonesia sangat beragam, penuh dengan keunikan. Banyak sekali jenis dan motif batik yang ada dipasaran. Seringkali kita bertanya Tanya bagaimana sebetulnya cara membuat batik. Ternyata proses pembuatan batik begitu rumit dan memakan waktu yang cukup panjang. Maka dari itu harga batik relative tinggi disbanding busana lain. Anda ingin mengetahui lebih jauh bagaimana cara membuatan batik ????? ayoooo berikut ini caranya :
Kita akan menciba membuat batik jenis TULIs, adapun alat alat yang harus disediakan adalah sebagai berikut:
  • Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
  • Canting sebagai alat pembentuk motif,
  • Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
  • Lilin (malam) yang dicairkan
  • Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
  • Larutan pewarna
Lantas alat alat tadi digunakannya bagaimana????  ,,, ini diaa…..
  1. Setelah smua peralatan siap maka selanjutnya kita harus membuat desain/pola/motif batik atau sering disebut MOLANI. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
  2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
  3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
  4. Selanjutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
  5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
  6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
  7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
  8. Menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

Pengertian Batik

Batik adalah seni gambar diatas kain untuk pakaian yang dibuat dengan tehnik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari bahasa Jawa yang berarti menulis. Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Batick, batic, bathik, battik, batique dan batek serta batix adalah sebutan lain kain batik. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia dan Pekalongan merupakan ikon perkembangan batik nasional sehingga mendapat julukan sebagai KOTA BATIK.

Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Beberapa Contoh Batik dari berbagai Daerah

  • Batik Madura


  • Batik Solo









  • Batik Pekalongan



  • Batik Cirebon


  • Batik Betawi



  • Batik Yogyakarta



Sejarah Batik


Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.


Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Proses pembuatan batik
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Motif Batik Jogja Adalah Salah

Motif Batik Jogja adalah salah
Motif Batik Jogja adalah salah

Batik From Indonesia

Batik from Indonesia
Batik from Indonesia

Batik Kabupaten Cianjur


Motif batik Cianjur diambil dari ciri khas Cianjur sebagai daerah penghasil beras berkualitas. Untuk itu batik Cianjur disebut juga batik beasan. Motif-motif lain batik Cianjur antara lain motif kecapi suling dan motif ayam pelung.
Beasan

Batik Kota Bekasi


Batik Bekasi berdiri pada tahun 2010an oleh R Emma Damayanti, salah seorang warga Kota Bekasi yang merupakan asli keturunan Betawi. Kecintaan dan perhatian R Emma Damayanti terhadap budaya betawi melahirkan ide untuk membuat batik dengan motif-motif khas Kota Bekasi. Motif-motif yang telah dibuat antara lain motif buah Kecapi, Si Pitung, Tari Blantek, dan Ondel-ondel. Motif tersebut mengangkat kebudayaan masyarakat Betawi dengan harapan dapat melestarikan budaya dan kearifan lokal daerah setempat ke masyarakat luas. Workshopnya dilakukan di komplek Taman Century 2 Blok E. 31, Bekasi 
bernama “Rumah Betawi. “

Mengenal Batik Jawa Barat


Berkembangnya Batik Jawa Barat mendapat pengaruh yang kuat dari penduduk yang datang dari Jawa Tengah. Ketika terjadi perang Diponegoro melawan Belanda, terjadilah pengungsian para penduduk ke wilayah barat sekitar tahun 1825. Sebagian pengungsi tersebut adalah para pembatik Banyumas yang kemudian memberi pengaruh pada batik Tasikmalaya, Indramayu dan Ciamis. Tasikmalaya, Indramayu, Ciamis, Garut dan Cirebon bisa dibilang sebagai daerah pembatikan yang lama. Di Indramayu, misalnya, batik diperkirakan mulai tumbuh pada kisaran tahun 1527-1650 saat kerajaaan Islam Demak berkuasa dan banuak para perajin batik Lasem yang hijrah ke Indramayu. Sementara di Cirebon, batik sudah lama berkembang di wilayah Keraton. Daerah-daerah ini sampai saat ini masih konsisten menghasilkan batik, dan mungkin merupakan daerah yang lebih di kenal masyarakat dibanding daerah-daerah lain.

Desain Batik jonegoroan

Bojonegoro- Selain julukan kota minyak Bojonegoro (Jawa Timur Indonesia) kaya akan budaya batik. Bojonegoro memiliki 9 motif batik yang menjadikan ciri khas kota Bojonegoro  antara lain sebagai berikut:


 
Sekar Jati



 gatra rinonce

SEJARAH BATIK INDONESIA


Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

SEJARAH BATIK YOGYAKARTA -

sejarah batik yogyakarta Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami perpaduan beberapa corak dari daerah lain.

Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta berbeda dengan busana Yogya.

Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.

Sejarah Batik Solo

mengenal sejarah batik soloSejarah batik di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaianyang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Sejarah Batik Semarang Jawa Tengah


sejarah batik semarang - jawa tengah



SEJARAH BATIK INDONESIA
Batik merupakan warisan sejarah bangsa Indonesia, namun sejak kapan manusia mengenal seni mendekorasi kain atau biasa disebut membatik itu? Apakah batik benar-benar berasal dari bahasa Jawa? Tak satupun dari para ahli atau peneliti batik berani memastikan asal mula batik. Yang jelas Elliot seorang peneliti, pecinta dan kolektor batik dari Amerika Serikat berani mengatakan bahwa batik telah ada di pulau Jawa tiga abad sebelumnya, yaitu pada abad ke-16. Definisi batik secara umum yang telah disepakati pada saat konvensi batik Internaional di Yogyakarta pada tahun 1997 adalah proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax) sebagai alat perintang warna. Bilamana prosesnya tanpa menggunakan lilin batik maka tidak bisa dinamakan batik, dan dikatakan tekstil bermotif batik. Lalu, Bagaimana dengan Batik Semarang?

Batik Tulis Tradisional Tuban




dianggap tidak komersil, maka potensi dan keberadaan produk tradisonal ini perlu dilestarikan bahkan
perlu dikembangkan.
Dengan didirikannya Tubanstore, semoga para pengrajin bisa melihat bahwa, profesi ini
tidaklah seperti yang dibayangkannya, sebab Tubanstore ingin memperkenalkan batik tulis baik local

Batik Jawa Timur


Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Inilah beberapa Batik khas Indonesia.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Motif-motif batik tidak sekedar gambar atau ilustrasi saja namun motif-motif batik tersebut dapat dikatakan ingin menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan lagi pemberian nama terhadap motif-motif tersebut berkaitan dengan suatu harapan.

Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

Berikut beberapa jenis batik yang ada di Indonesia:
1. Batik Kawung